Info Terbaru 2022

Pram, Penulis Novel Sejarah Kolonial

Pram, Penulis Novel Sejarah Kolonial
Pram, Penulis Novel Sejarah Kolonial


Salah satu sastrawan besar yang dikepunyaani oleh Indonesia yaitu Pramoedya Ananta Toer, atau yang lebih erat disapa Pram (Penulis Sejarah Novel Kolonial).Sudah lebih dari 50 karya dan diterjemahkan dalam 41 kerjakana gila oleh putra sulung dari seorang kepala sekolah Institru Budi Oetomo ini..
Pram (Penulis Sejarah Novel Kolonial) memantapkan pilihannya untuk menjadi seorang penulis. Pram (Penulis Sejarah Novel Kolonial) juga pernah bekerja sebagai juru ketik dan korektor di kantor informasi Domei (LKBN ANTARA semasa pendudukan Jepang. Namanya melambung dan disejajarkan dengan para sastrawan dunia sesudah ia menghasilkan artikel, puisi, cerpen, dan novel.
 Salah satu sastrawan besar yang dikepunyaani oleh Indonesia yaitu Pramoedya Ananta Toer Pram, Penulis Novel Sejarah KolonialPram (Penulis Sejarah Novel Kolonial) sering keluar masuk penjara alasannya yaitu karyanya yang dianggap penuh dengan kritik soial. Pram (Penulis Sejarah Novel Kolonial) pernah ditahan selama 3 tahun pada masa kolonial dan 1 tahun pada masa orde lama. Kemudian selama orde gres ia ditahan selama 14 tahun sebagai tahanan politik tanpa proses pengadilan.
Ia mengikuti kelompok militer di Jawa dan seringali ditempatkan di Jakarta di akir perang kemerdekaan, pada masa kemerdekaan Indonesia. Di penjara Belanda dan sepanjang karier militernya ia selalu menulis cerpen dan buku. Hal itu ia lakukan di Jakarta pada 1948 dan 1949. Ia menjadi anggota Lekra, organisasi sayap kiri Inondesia dan pernah tinggal di Belanda sebagai bab dari jadwal pertukaran budaya pada tahun 1950.
PENDIDIKAN

    SD Institut Boedi Oetomo (IBO), Blora
    Radio Vakschool 3 selama 6 bulan, Surabaya
    Kelas Stenografi, Chuo Sangi-In, satu tahun, Jakarta
    Kelas dan Seminar Perekonomian dan Sosiologi oleh Drs. Mohammad Hatta, Maruto Nitimihardjo
    Taman Dewasa: Sekolah ini ditutup oleh Jepang, 1942-1943
    Sekolah Tinggi Islam: Kelas Filosofi dan Sosiologi, Jakarta

KARIR

    Juru ketik di Kantor Berita Domei, Jakarta, 1942-1944
    Instruktur kelas stenografi di Domei
    Editor Japanese-Chinese War Chronicle di Domei
    Reporter dan Editor untuk Majalah Sadar, Jakarta, 1947
    Editor di Departemen Literatur Modern Balai Pustaka, Jakarta, 1951-1952
    Editor rubrik budaya di Surat Kabar Lentera, Bintang Timur, Jakarta, 1962-1965
    Fakultas Sastra Universitas Res Publica (sekarang Trisakti), Jakarta, 1962-1965
    Akademi Jurnalistik Dr. Abdul Rivai, 1964-1965

PENGHARGAAN

    Freedom to Write Award dari PEN American Center, AS, 1988
    Penghargaan dari The Fund for Free Expression, New York, AS, 1989
    Wertheim Award, "for his meritorious services to the struggle for emancipation of Indonesian people", dari The Wertheim Fondation, Leiden, Belanda, 1995
    Ramon Magsaysay Award, "for Journalism, Literature, and Creative Arts, in recognation of his illuminating with briliant stories the historical awakening, and modern experience of Indonesian people", dari Ramon Magsaysay Award Foundation, Manila, Filipina, 1995
    UNESCO Madanjeet Singh Prize, "in recognition of his outstanding contribution to the promotion of tolerance and non-violence" dari UNESCO, Perancis, 1996
    Doctor of Humane Letters, "in recognition of his remarkable imagination and distinguished literary contributions, his example to all who oppose tyranny, and his highly principled struggle for intellectual freedom" dari Universitas Michigan, Madison, AS, 1999
    Chancellor's distinguished Honor Award, "for his outstanding literary archievements and for his contributions to ethnic tolerance and global understanding", dari Universitas California, Berkeley, AS, 1999
    Chevalier de l'Ordre des Arts et des Letters, dari Le Ministre de la Culture et de la Communication Republique, Paris, Perancis, 1999
    New York Foundation for the Arts Award, New York, AS, 2000
    Fukuoka Cultural Grand Prize (Hadiah Budaya Asia Fukuoka), Jepang, 2000
    The Norwegian Authors Union, 2004
    Centenario Pablo Neruda, Chili, 2004
Sumber : http://profil.merdeka.com/indonesia/p/pramoedya-ananta-toer/

Advertisement

Iklan Sidebar