Mungkin inilah julukan yang cocok untuk wanita bernama Sri Wahyuni, peraih medali perak cabang angkat besi Olimpiade Rio de Janeiro 2019 kemarin. Wanita terkuat di Indonesia ini mencatatkan total angkatan 192 kg dengan snatch 82 kg dan clean & jerk seberat 107 kg. Sri Wahyuni berhasil mengalahkan unggulan asal jepang Hiromi Miyake yang hanya mencatatkan total angkatan 180 kg. Sedangkan yang berhasil mengalahkan Wanita terkuat di Indonesia ini adalah atlit asal Thailand, Tanasa Sopita dengan total angkatan yang hanya terpaut 8 kg saja dengan Sri Wahyuni.
Perempuan kelahiran Bandung, 13 Agustus 1994 ini yaitu anak dari pasangan Candiana dan Rosita.
Sri kuliah di jurusan aturan Universitas Bhayangkara, Bekasi. Mekepunyaani tinggi 147 cm dan berat 47,25 kg menjadikannya sebagai seorang atlit angkat besi kelas 48kg. Karena performanya yang semakin terlihat saat dirinya berhasil merebut 2 medali emas dan 1 perak di Kejuaraan Junior Angkat Besi yang disekenggarakan di Rusia.
Tidak hanya itu, prestasi Wanita terkuat di Indonesia ini yang lainnya yaitu di tahun 2013 kemarin Sri berhasil mendapat medali perak dikejuaraan Asia di Astana Kazakhstan, emas diajang Islamic Solidarity Games (ISG) III di Palembang, dan berhasil meraih Emas di SEA Games Myanmar. Pada tahun 2014, Sri juga berhasil meraih beberapa medali. Seperti medali emas di Kejuaraan Dunia Junior Kazan Rusia, emas di Kejuaraan Dunia Junior untuk angkatan clean & jerk, perak di kejuaraan dunia Junior angkatan snatch, perunggu di Kejuaraan Dunia Angkat Besi Almaty, kazhakhstan untuk clean & jerk, serta medali perak diajang Asean Games Incheon, Korea Selatan.
Sri Wahyuni sempat dipertimbangkan untuk tidak mengikuti Olimpiade 2019 alasannya yaitu kegagalannya di Kejuaraan Dunia 2015 di Texas, Amerika Serikat.
Akan tetapi, Wanita terkuat di Indonesia ini berhasil menandakan dengan keberhasilannya dalam meraih medali di Olimpiade Rio de Janeiro. Bahkan beliau lah yang berhasil mendpatkan medali yang ke pertama untuk Indonesia.
Pada tahun 2015, Sri Wahyuni sempat mendapat hambatan dalam latihannya. Oleh alasannya yaitu itu ia gagal dalam mendapat medali diajang Kejuaraan Dunia di Houston. Ini juga salah satu penyebab dipertimbangkannya Sri Wahyuni untuk maju di Olimpiade Rio de Janeiro. Namun PABBSI tetap menilai bahwa Sri Wahyuni berpotensi. Akhirnya PABBSI berusaha agar Wanita terkuat di Indonesia ini tetap berlaga di Olimpiade Rio de Janeiro dan memperbaiki kendala-kendala latihan Sri Wahyuni.
Advertisement