Info Terbaru 2022

Tokoh Pendidikan Yang Tidak Memiliki Rumah

Tokoh Pendidikan Yang Tidak Memiliki Rumah
Tokoh Pendidikan Yang Tidak Memiliki Rumah


KI SARMIDI MANGUNSARKORO SANG PEJUANG PENDIDIKAN NASIONAL

 KI SARMIDI MANGUNSARKORO SANG PEJUANG PENDIDIKAN NASIONAL Tokoh Pendidikan yang tidak memiliki rumah
Ki Sarmidi Mangunsarkoro
Ki Sarmidi Mangunsarkoro yakni pejuang di bidang pendidikan nasional, ia dipercaya menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada tahun 1949 hingga tahun 1950. Beliau lahir di Surakarta pada tanggal 23 Mei 1904. Pada tahun 2011 dia diberi gelar jagoan Nasional Indonesia. Ki Sarmidi Mangunsarkoro yang lahir di Surakarta dibesarkan di lingkungan keluarga pegawai Keraton Surakarta. Pada Tahun 1929 Ki Sarmidi Mangunsarkoro diangkat menjadi Kepala Sekolah HIS Budi Utomo Jakarta. Satu tahun kemudian, atas usul penduduk Kemayoran dan restu Ki Hadjar Dewantara, ia mendirikan Perguruan Tamansiswa di Jakarta. Perguruan Tamansiswa di Jakarta itu sebetulnya merupakan penggabungan antara HIS Budi Utomo dan HIS Marsudi Rukun yang dua-duanya dipimpin oleh Ki Sarmidi Mangunsarkoro, dan dalam perkembangannya Perguruan Tamansiswa Cabang Jakarta mengalami kemajuan yang pesat hingga sekarang.

 KI SARMIDI MANGUNSARKORO SANG PEJUANG PENDIDIKAN NASIONAL Tokoh Pendidikan yang tidak memiliki rumah
Ki Sarmidi Mangunsarkoro
                                                      
Pada waktu Kabinet Hatta II berkuasa pada Agustus 1949 hingga dengan Januari 1950, Ki Sarmidi Mangunsarkoro menerima iktikad menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan (PP dan K) RI. Sewaktu menjabat Menteri PP dan K, ia mendirikan dan meizinkan berdirinya Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) di Yogyakarta, mendirikan Konservatori Karawitan di Surakarta, dan ikut membidani lahirnya Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Ketua II Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa Prof. Subronto Projo Harjono mengaku akan selalu mengenang eksklusif Ki Mangunsarkoro. “Dia mungkin satu-satunya jagoan dan Menteri Pendidikan yang hingga wafatnya tidak pernah punya rumah. Rumah yang ia dulu tempati di Notowinatan itu hanya menumpang menyewa"

- Karya-Karya

Di sepanjang hidupnya, Ki Sarmidi Mangunsarkoro menulis beberapa buku-buku mengenai pendidikan nasional, kebudayaan dan juga politik. Hal ini seiring dengan perhatian ia yang begitu besar pada ketiga bidang tersebut. Buku-buku goresan pena ia antara lain :
  1. Pendidikan Nasional (Keluarga, Jogjakarta, 1948)
  2. Masjarakat Sosialis (Pelopor, Jogjakarta, 1951)
  3. Dasar-Dasar Pendidikan Nasional (Pertjetakan Keluarga, 1951)
  4. Kebudajaan Rakjat (Usaha Penerbitan Indonesia, 1951)
  5. Dasar Sosiologi dan Kebudajaan untuk Pendidikan Indonesia Merdeka(Prapancha, Jogjakara, 1952)
  6. Ilmu Kemasjarakatan (Prapancha, 1952)
  7. Sosialisme, Marhaenisme dan Komunisme (Wasiat Nasional, Jogja, 1955)
  8. Inti Marhaenisme (Wasiat Nasional, Jogja, 1954)
  9. Guru Tak Berkarakter ratjun Masjarakat : Sumbangan dari Kementerian Penerangan RI oentoek guru Nasional yang Membentuk Djiwa Nasional (ditulis bersama dg Asaat gelar Datuk Mudo, Kementerian Penerangan RI, kata Pengantar 1950)
  10. Dasar Sosisologi dan Kebudajaan untuk Rakjat Indonesia (Prapancha, 1952

Advertisement

Iklan Sidebar