Info Terbaru 2022

Riwayat Hidup Sutan Syahrir Bab 4 (Tamat)

Riwayat Hidup Sutan Syahrir Bab 4 (Tamat)
Riwayat Hidup Sutan Syahrir Bab 4 (Tamat)

Diplomasi cerdik Sutan Syahrir untuk mendapat ratifikasi Internasional (1945-1949)

Berdasarkan realita tahun 1945-1949 Indonesia memang sudah merdeka, tapi masih sangat rapuh. Indonesia membutuhkan sistem pemerintahan yang terang dan terstruktur. Keesokan harinya Soekarno diangkat menjadi presiden dan Hatta sebagai wakilnya. Lalu dibuat juga Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), yang lalu bermetamorfosis DPR. Syahrir dipercaya sebagai ketua KNIP hingga tanggal 14 November Syahrir di angkat sebagai perdana Menteri Indonesia yang pertama pada umur 36 tahun.

Syahrir di Nehru

Pasca kemerdekaan, Indonesia mekepunyaani 2 kiprah besar, yaitu mempertehankan status kemerdekaan dari serangan militer Belanda dan memenangkan ratifikasi dunia internasional yang perlu diperjuangkan dalam negosiasi dan perjanjian.

Terjadilah perselisihan pendapat lagi antara golongan muda dan golongan tua. Akhirnya jendral Sudirman dan Tan Malaka lah yang merampungkan problem pertama. Sementara Syahrir dan Hatta fokus merampungkan problem ratifikasi dunia internasional.

Dalam merampungkan problem ke dua ini, tindakkan Syahrir lah yang menciptakan ia dikenal sebagai diplomatik ulung yang sangat cerdik membaca situasi dunia internasional. Pertama yaitu keputusan cerdiknya untuk menawarkan pbantuan kepada India yang tengah mengalami krisis pangan dengan mengirim 500,000 ton beras pada 20 Agustus 1946. Cerdiknya lagi, Syahrir memprediksi India tidak usang lagi akan merdeka, akibatnya Indonesia di undang perdana mentri India untuk berpartisipasi di Konferensi Hubungan negara-negara Asia di New Delhi. Dari sini, jaringan Syahrir makin besar dan lagi diundang ke aneka macam negara untuk memperkenalkan Indonesia. Inilah yang sering disebut sebagai diplomasi kancil. Setelah dari India, Syahrir melanjutkan diplomasinya ke Kairo, Mesir, Suriah, Iran, Singapura, dan Burma.

Tindakan Syahrir lainnya yang cerdik ialah ikut berpartisipasi dalam perjanjian Linggarjati. Perjanjian tersebut menciptakan Indonesia rugi dan Belanda untung besar, namun Syahrir mengusulkan menambahkan pasal tambahan. Yaitu pasal negosiasi tingkat PBB bila terjadi perselisihan kembali suatu hari nanti. Belanda pun setuju.

Sesuai prediksi Syahrir, Belanda melantrikkan agresi Agresi Militer 1 tahun 1947. Berkat adanya pasal ini, Belanda terbukti melanggar perjanjian dan harus merampungkan problem ini di sidang internasional. Momentum inilah yang menciptakan dunia atas dasar Indonesia tengah ditindas oleh mantan penguasa koloninya. Dunia pun semakin berpihak pada NKRI.

Lalu berganti gilirannya Hatta yang berpartisipasi di Konferensi Meja Bundar 23 Agustus - 2 November 1949. Hasil dari KMB ini Indonesia menang besar alasannya yaitu berhasil mendapat ratifikasi kedaulatan resmi dari Belanda dan juga dunia Internasional.


Link Riwayat Hidup Sutan Syahrir PART1PART2PART3PART4


















Advertisement

Iklan Sidebar