Info Terbaru 2022

Ki Manteb Soedharsono Si “Dalang Setan”

Ki Manteb Soedharsono Si “Dalang Setan”
Ki Manteb Soedharsono Si “Dalang Setan”
Ki Manteb Soedharsono si “DALANG SETAN”

Ki Manteb Soedharsono lahir pada tanggal 32 agustus 1948 dijatimalang, sukaharho, jawa tengah. Ki Manteb Soedharsono ini ialah dalang wayang populer di provinsi Jawa Tengah. Ki Manteb Soedharsono disebut juga  sebagai dalang setan alasannya ialah kemampuan menggerkan wayang dengan sangat cepat, berputar putar dan sangat terampil.
 Manteb soedharsono merupakan putra dari seorang pendalang. Sejak kecil manteb soedarsono selalu mengikuti pertunjukan ayahnya dimanapun sehingga menciptakan manteb soedharsono sudah laku mendalang semenjak kecil sehingga soedharsono menetapkan untuk keluar sdari sekolah dan menetapkan untuk mendalami kariernya.
Tuntutan dan tantangan dari ayahnya untuk meneruskan garis dalang kondang memacu Ki Manteb muda berjuang keras dan berlatih Pada usianya 14 tahun, Ki Manteb telah bisa menguasai seluruh instrumen musik gamelan. dia pun pernah dikenal sebagai tukang kendang cilik yang mumpuni dan sering mengiringi pertunjukan wayang yang digelar oleh dalang sepuh, Ki Warsino dari Baturetno, Wonogiri. Kesempatan itu pun ia manfaatkan untuk menimba ilmu pedalangan dari Ki Warsino.
Agar dia mekepunyaani skill yang lebih , Ki Manteb banyak berguru kepada para dalang senior. Misalnya, dia berguru dari dalang legendaris Ki Narto Sabdo yang mahir dalam seni dramatisasi pada tahun 1972, dan dari Ki Sudarman Gondodarsono yang jago sabet (seni menggerakkan wayang) pada tahun 1974.
Beliau membuatkan ilmu sabetan dari film berkelahi yaitu film-film Bruce Lee dan Jacky Chan. Gerakan kungfu itulah yang memberi saya ilham dalam sabetan,” dan untuk mendukung dramatisasi sabet yang dimainkannya, Ki Manteb pun membawa peralatan musik modern ke atas pentas, contohnya tambur, biola, terompet, ataupun simbal.
Pada awalnya hal ini banyak mengundang kritik dari para dalang senior alasannya ialah dianggap melenceng. Namun tidak sedikit pula yang mendukung penemuan tersebut. Ki manteb mendapatkan  julukan dalang setan pertama kali pada tahun 1987 oleh menteri pererangan Boedihardjo. Julukan itu bukan alasannya ialah sang dalanga berperilaku jahat tetapi sebagai kekaguman boedihardjo terhadap gerakan sabetan wayang kulit ki manteb.
Ki Manteb sanggup memainkan beberapa wayang sekaligus, dengan gerakan setrik cepat dan berputar-putar dalam lakon peperangan yang luar biasa mencengangkan. Bagi penikmat wayang, gerakan-gerakan tersebut dianggap luar biasa dan tidak bisa dilakukan oleh sembarang dalang. Misalnya dalam ramainya perang, tiba-tiba tokoh yang tadinya terdesak, tiba-tiba memegang senjata dan ganti memukul lawannya. Menurut Ki Manteb, semua itu bukan sulap tetapi berkat ketekunan melatih kecepatan gerak tangan dan kemampuan mengalihkan perhatian penonton.
Kreativitas dan inovasi-inovasi yang intens dilakukan Ki Manteb bisa membawa pertunjukan wayangnya menjadi pertunjukan akbar yang ditonton oleh ribuan orang. Popularitas ki manteb yang sangat luar biasa pada waktu itu menciptakan mereke produk obat “oskadon” mengakibatkan Ki Manteb sebagai merk image untuk mendongkrak omset penjualan dengan jargon “Oskadon Pancen Oye”. Hasilnya pun sangat fantastis, omset pemasaran naik sampai lebih dari 400%.
Penontonnya tersebar di banyak sekali tempat di Indonesia, tidak hanya di pulau Jawa namun juga di luar Jawa. Sudah ribuan pementasan dyang dia gelar dengan banyak sekali maksud dan kepentingan, ibarat untuk atrik ruwatan, pesta hajatan, kampanye politik ataupun gelaran pentas seni  Tidak didalam negeri pertujukan juga terjad d mancanegara ibarat di Amerika Serikat, Spanyol, Jerman, Jepang, Suriname, Belanda, Perancis, Belgia, Hongaria dan Austria. Ketika kesenian wayang ditetapkan oleh UNESCO sebagai Masterpieces of the Oral and Intangible of Heritage of Humanity, Ki Manteb terpilih mewakili komunitas dalang indonesia untuk mendapatkan penghargaan tersebut.
Pada Tahun 1995, ia menerima penghargaan dari Presiden Soeharto berpaham Satya Lencana Kebudayaan. Kemudian pada tahun 2004, Ki Manteb memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) alasannya ialah kegemilangannya mendalang selama 24 jam 28 menit tanpa istirahat pada atrik Ultah RRI Semarang.Pada 19 Mei 2010, Ki Manteb mendapatkan penghargaan budaya dari Nikkei Asia Prize, sebuah penghargaan dari penerbitan koran terbesar di Tokyo, Nihon Keiza Shimbun (Nikkei)..




"Pertunjukan wayang ki manteb "

Advertisement

Iklan Sidebar