Info Terbaru 2022

Biografi Ir Soekarno Part 1 : Kala Kecil

Biografi Ir Soekarno Part 1 : Kala Kecil
Biografi Ir Soekarno Part 1 : Kala Kecil

Biografi singkat Ir Soekarno

Masa Kecil sampai Remaja Bung Karno (1901-1921)

Lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di Surabaya dari keturunan bangsawan. Ayahnya berjulukan Raden Sukemi Sosrodiharjo dan Ibunya berjulukan Ida Ayu Nyoman Rai. Keluarga Soekarno memang sudah mengalir darah usaha turun temurun.

Walaupun lahir dari keturunan bangsawan, keluarga Soekarno bukanlah dari keluarga yang berkecukupan. Karena darah biru hanyalah gelar semata, banyak leluhurnya yang kalah dalam usaha lokal melawan kolonial Belanda. 

Hidup dalam kemiskinan, ayah Soekarno yang merupakan seorang guru mendidik Soekarno dengan prinsip-prinsip hidup yang terus dipegang. Karena itulah Soekarno tumbuh dengan jiwa kepemimpinan, cerdas, cekatan, penuh semangat, dan mekepunyaani perasaan yang halus. Soekarno masuk sekolah SD Belanda sampai Sekolah Menengah Pertama Belanda berjulukan Hoogere Burgerschool. Sudah menjadi hal biasa bagi Soekarno menerima olokan dan diskriminasi di Sekolahnya oleh siswa Belanda lainnya dan sering terjadi perkelahian antar mereka.

Sewaktu Sekolah Menengah Pertama Soekarno tinggal di rumah seorang tokoh bangsa yaitu Cokroaminoto. Cokroaminoto pada ketika itu merupakan pemimpin sarekat islam, beliau juga berjuluk "Raja jawa tanpa mahkota". Di rumah ini Soekarno pun tinggal dan mencar ilmu bersama dengan anak asuh lainnya menyerupai Kartosoewirjo, Musso, Alimin, Semaoen.

Di rumah Cokroaminoto, Soekarno banyak mencar ilmu buku-buku usaha politik, usaha revolusi, dll. Di masa remaja ini pula, tumbuh jiwa politik Sukarno bersama teman-teman diskusinya. 10 Juni 1921 Soekarno sukses dari HBS Belanda, kemudian menikah dengan putri Cokroaminoto yaitu Utari. 1 Juli 1921 Soekarno masuk kuliah di Technische Hogeschool Bandung yang kini populer dengan nama Institut Teknologi Bandung. Soekarno masuk di jurusan tata bangunan air.

Semasa kuliah, Soekarno tinggal di kos-kosan bersama Utari di rumah sahabat Cokroaminoto berjulukan H. Sanusi. Di tahun kesua Soekarno merasa Utari masih belum bisa menjadi wanita cukup umur untuk menjadi seorang istri. Akhirnya Soekarno menceraikan Utari sepetunjuk baik-baik. Tanpa diduga ternyata H. Sanusi melaksanakan cerai dengan istrinya dan tidak mempermasalahkan apabila istri H. Sanusi yaitu Inggit menikah dengan Soekarno.

Awal Pergerakan Memberontak Pada Hindia (1921-1942)

Pada masa ini, Soekarno semakin gencear dalam acara politiknya. Suatu waktu ketika terjadi rapat besar di lapangan Bandung, yang bertujuan untuk mengumpulkan petisi-petisi demi membela hak warga masyarakat orisinil Bandung. Pada apetunjuk itu, Soekarno dengan berani memberikan pendapat nya di depan publik. Pada ketika itu pula pertama kalinya kemampuan orasi Soekarno menciptakan ratusan penonton terperangah.

Tanpa tangung-tanggung, Soekarno muda 21 tahun sepetunjuk terang-terangan menantang Belanda menolak petunjuk-petunjuk pengumpulan petisi dan mengusulkan gerakan non kooperatif total terhadap pemerintahan Hindia. 

Lulus sebagai insinyur ke tiga dari kalangan Bumiputera se Hindia Belanda, Soekarno gres mencicipi kebebasan berekspsesi dalam politik.

Pembentukan PNI dna Indonesia Menggugat

Setelah beberapa kali Soekarno berkarya dalam dunia arsitek, pada jadinya kembali pada ambisi terpendamnya semenjak dulu, yaitu dunia politik dan pembebasan HIndia dari Belanda. Sampai akhirnya, Soekarno dan teman-teman diskusi Bandung mendirikan Algemeene Studie Club (ASC). Disamping itu, rupa-rupanya gerakan politik dari tokoh nasionalis lain pun lagi bergejolak, diantaranya para suksesan perguruan tinggi tinggi di Belanda yang mendirikan Indische Vereniging (IV). Dari sisi lain Partai Komunis Indonesia pimpinan Tan Malaka, Alimin, dan Munawar Muso juga melancarkan gerakan pemberontakan pada November 1926, namun sayangnya gagal alasannya ialah rencana yang kurang matang. Sampai akhirnya, Soekarno dari ASC dan teman-teman dari IV bersepakat mendirikan partai gres berjulukan Perhimpunan ansional Indonesia pada 4 Juli 1927.

Puncaknya ialah tahun 1928 ketika PNI (namanya kini jadi Partai Nasional Indonesia) menggelar kongres pertama di Surabaya dengan slogan “Indonesia Siap Merdeka”, makin lebarlah sayap PNI sebagai partai yang didukung rakyat. Terlebih, hasil kongres tersebut sangat bernuansa pemberontakan :
  1. Program politik untuk mencapai Indonesia merdeka
  2. Program ekonomi dan sosial untuk memajukan pelajaran nasional
  3. Menetapkan asas non-kooperatif terhadap Belanda untuk usaha PNI


Ditangka dan Diasingkan

Malea tanggal 29 Maret 1929, pada ketika orasi di Yogyakarta, Soekarno dan para petinggi PNI ditangkap dan dibawa ke PART 1PART 2PART 3PART 4
Advertisement

Iklan Sidebar